Resensi Novel Fiksi “Tulisan Sastra”



Judul Buku    : Tulisan Sastra

Penulis           : Tenderlova

Penerbit         : LovRinz

Kota Terbit    : Cirebon, Jawa Barat

Tahun Terbit  : 2020

Cetakan         : I, Juli 2020

Tebal Buku    : vi+345 halaman


Sinopsis Novel Tulisan Sastra :

   Buku ini mengisahkan tentang Sastra, keluarganya, dan kisah cinta tragisnya dengan Sahara.

   Dikisahkan Sastra adalah anak keempat dari tujuh laki-laki bersaudara; Tama, Eros, Jovan, Sastra, Nana, Cetta, dan Jaya. Mereka adalah Suyadi bersaudara yang tinggal bersama Mama, karena Bapak Suyadi, ayah mereka sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Tiap dari mereka mempunyai ciri khas dan ceritanya masing-masing. 

   Tama, si anak pertama yang menggantikan peran ayah untuk keluarga sejak Bapak meninggal. Tama bekerja di Balikpapan, sehingga jarang pulang ke Jakarta alias rumah mereka. Tama menjalin hubungan jarak jauh dengan seorang wanita bernama Laras, yang membuatnya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

   Eros, anak kedua yang digambarkan sebagai kakak yang galak dan bawel. Eros juga sudah bekerja, tapi di bank dan bukan di luar kota seperti Tama. Eros tampan dan rapi, hanya saja suka menonton sinetron India.

   Jovan, anak ketiga yang berparas sangat tampan dan fisiknya tak bercelah. Ia bisa menarik hati banyak kaum perempuan. Hanya saja, Jovan ini seorang mahasiswa abadi yang tak kunjung lulus. Jovan sering berganti kekasih, sampai bertemu dengan seorang mahasiswi kedokteran gigi, Malika yang hubungannya berlangsung agak lama bahkan sampai saudara-saudaranya kaget.

Sastra, si anak keempat yang menjadi anak tengah. Sastra merupakan tokoh utama dan pusat perhatian di buku ini. Sastra adalah seorang mahasiswa jurusan seni musik. suka membuat keramaian dan kegaduhan lucu di rumah. Ia adalah anak yang sangat menggemari mendiang Bapak, sampai nama "Suyadi" pun diukir di gitarnya. Sastra menjalin hubungan dua tahun dengan Sahara, adik tingkatnya. Tiga hal yang membuat Sastra bahagia; keluarga, musik, dan Sahara.

   Adin, atau yang di rumah biasa dipanggil Nana. Anak kelima yang digambarkan sebagai pemuda kalem berparas cantik, pintar memasak dan bersih-bersih. Nana baru saja menjadi mahasiswa baru namun sudah populer dan beberapa kali dikerubungi para perempuan di kampus.

Cetta, anak keenam yang tidak banyak tingkah, tapi sangat pintar dan berprestasi. Pernah mendapat juara dua robotik di kancah internasional. Anak ini paling tidak suka dibanding-bandingkan dengan saudaranya, apalagi dengan Jaya karena menurutnya, mereka punya keistimewaan yang berbeda. Cetta menaruh rasa ke seorang teman sekolahnya, Karina.

Jaya, anak ketujuh yang juga anak terakhir Mama dan Bapak. Anak yang suka mengkhayal dan melamun. Jaya juga adik kelas Cetta di SMA. Sama seperti anak bungsu lainnya, Jaya manja dan banyak maunya. Jaya menyukai gadis bernama Arini yang juga tetangganya, di mana ayahnnya Arini sering geram dengan Sastra karena tingkah laku ajaibnya. 

   Sastra yang bernama lengkap Andhika Sastra Gautama sudah dua tahunan menjalin hubungan asmara dengan Oktavia Sahara Dewi, dipanggil Sahara. Kalau Sastra memanggilnya dengan sebutan Sahara Kasihku. Namun Sahara masih menyimpan rasa terhadap mantannya, Jeffery, seorang mahasiswa kedokteran gigi yang sangat tampan dan populer. Sastra selalu memberikan yang terbaik untuk Sahara, walaupun Sastra tahu Sahara masih menyimpan Jeffery di hatinya. Sastra seorang laki-laki yang sangat romantis dan tidak pernah habis gombalan untuk menghibur Sahara.

   Sahara akhirnya sadar bahwa sudah waktunya ia menyayangi Sastra sepenuhnya, seperti bagaimana Sastra mencintai Sahara Kasihku. Ia sadar bahwa ia juga sangat mencintai Sastra, Mereka seperti mengulang kembali momen bersama dari awal, betapa senangnya Sastra mengetahui Sahara-nya juga menaruh perasaan yang sama. 

   Akan tetapi, hubungan yang baru tiga bulan mereka perbaiki harus kandas dengan sangat tragis. Sepulang habis mengantar Sahara pulang dari tempat wedang ronde, Sastra menjadi korban tabrak lari. Ia tak lama bertahan di rumah sakit sebelum meninggal dunia. Meninggalkan Mama, Tama, Eros, Jovan, Nana, Cetta, Jaya, dan teman-temannya. Meninggalkan Sahara sendirian. Yang lebih parah lagi, pelakunya adalah Jeffery yang tidak sengaja menabraknya. Kematian Sastra meninggalkan luka yang sangat dalam, terlebih lagi untuk keluarga Suyadi dan Sahara. 


Kelebihan

Kelebihan dari buku Tulisan Sastra adalah penulisan narasi yang sangat membawa emosi pembacanya termasuk emosi saya, baik di adegan romantis, lucu, ataupun sedih. Pembawaan penulis saat menceritakan kesedihan Sahara dan keluarga Suyadi setelah ditinggal Sastra patut diacungi jempol. Pembaca bisa sampai menangis ketika membaca cerita ini. Tokoh-tokoh dalam cerita ini dideskripsikan sangat jelas dengan keunikannya masing-masing. Walaupun Sastra dan Sahara adalah pemeran urama, peran-peran lain seperti keluarga dan teman-teman tokoh tidak terlihat seperti pemeran sampingan. Semuanya mendukung alur cerita.


Kekurangan

Kekurangan buku ini adalah banyaknya typo yang tidak tersunting dan penggunaan kata tidak baku. Ragam bahasa tidak baku bisa membuat beberapa pembaca tidak cocok karena penggunaan kata-kata tertentu. Namun, sebuah karya pasti memiliki kekurangan dan kelebihan. Hal itu tergantung dari bagaimana cara pandang seseorang.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Novel Fiksi “12 Cerita Glen Anggara”

Next - Ria Ricis